Monday, September 16, 2013

Ironis, Ponsel Impor Bebas Pajak Tapi Komponennya Kena Pajak

Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan kondisi ironis dalam industri manufaktur telepon seluler di Indonesia. Menurutnya produk jadi seperti ponsel impor bebas pajak termasuk bea masuk dan PPn BM sedangkan komponennya justru sebaliknya.

Padahal komponen impor sangat dibutuhkan untuk merakit dan mengembangkan produk sejenis di dalam negeri. Sehingga untuk bisa membuat produk ponsel di Indonesia tak bisa berdaya saing.

"Jadi orang impor HP, dengan bungkus dan kartonnya sekalian tanpa pajak," ucap Dahlan di sela pameran Seminar Internasional di Hotel Pullman MH Thamrin, Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Menurut Dahlan, BUMN sudah mampu memproduksi gadget canggih seperti smartphone hingga tablet. Salah satunya dibuat oleh PT INTI (Persero).
"Bisa-Bisa. Kalau masalah perpajakannya bisa diatasi. Kita harus bikin itu," sebutnya.

Namun langkah BUMN memproduksi gadget canggih terkendala perpajakan. Komponen gadget yang harus diimpor terkena pajak sehingga produk gadget buatan Indonesia kurang kompetitif secara harga.

"Ya, itu yang kita prihatin. Bahwa industri kita dalam negeri sulit di bidang-bidang tertentu. Sulit bertahan dan maju karena perlakuan pajak seperti itu. Impor suku cadang pakai pajak. Pasti itu hampir nggak bisa bersaing," sebutnya.

Hal ini tidak saja dialami pada produsen gadget BUMN. Produsen peralatan mesin juga mengalami hal serupa. Untuk menyelesaikan ini, Dahlan telah berbicara dengan Menteri Keuangan soal perpajakan.

"Sudah saya sampaikan sedang dibahas di sana. Kita tunggu lah pembahasannya," jelasnya.

Thanks for reading: Ironis, Ponsel Impor Bebas Pajak Tapi Komponennya Kena Pajak

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...