Jakarta - Bank Indonesia (BI) dengan 120 bank umum di Indonesia telah sepakati Bye Laws atau kesepakatan khusus antar bank dalam pelaksanaan transaksi uang kartal. Artinya dalam satu wilayah, bank bisa melakukan secara langsung transaksi penukaran uang kartal.
"Jadi jika sebelumnya itu harus melalui BI, nah sekarang di satu wilayah, bank dengan uang kartal berlebih bisa memberikan ke bank yang kekurangan uang kartal," kata kata Direktur Ekskutif Departemen Pengedaran Uang Lambok Antonius Siahaan saat berbincang dengan wartawan di Gedung BI, Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Ia menjelaskan, langkah tersebut merupakan upaya untuk efisiensi perbankan. Pasalnya bank tidak perlu lagi melakukan proses administrasi dengan BI dan mengurangi biaya keluar.
"Tadinya kan uang itu dikirim ke BI ada cost juga, sekarang bisa langsung. Tidak ada fee, hanya biaya handling saja yang diatur oleh kesepakatan antar dua bank yang akan bertransaksi," jelasnya.
"Jadi ini suatu langkah yang efisien. Secara umum Transaksi Uang Kartal Antar Bank (Tukab) ini adalah salah satu langkah kita untuk melakukan optimalisasi pengelolaan uang," sambung Lambok.
Secara mekanisme, Lambok mengaku tidak terlalu sulit karena akan lagsung dipantau oleh BI di wilayah tersebut. Tidak ada batas nominal transaksi yang ditetapkan oleh BI.
"Mekanismenya adalah bank itu melaporkan posisi dia seperti apa ke BI. Nanti di broadcast. Nah jam 4 sore itu melapor dimana nanti akan ketahuan bank-bank mana yang lebih dan kekurangan. Nah setelah ketahuan, baru disebar lagi ke bank nya, sehingga saling tahu sesama bank-nya. Kemudian bertransaksi," tuturnya.
Satu ketentuan yang diatur BI adalah terkait pembatalan transaksi yang menyebabkan kerugian bagi bank. Pengenaan biaya ditetapkan sebesar Rp 250 ribu per transaksi.
"Bank yang dirugikan karena adanya pembatalan Tukab berhak meminta biaya administrasi kepada bank yang melakukan pembatalan kecuali ada force maujeure. Biayanya Rp 250 ribu per transaksi dan pengajuan klaim paling lambat 5 hari dengan nota debet atau dimungkinkan secara tunai," pungkasnya.
Thanks for reading: Antar 120 Bank Bisa Transaksi Uang Kartal Secara Langsung
"Jadi jika sebelumnya itu harus melalui BI, nah sekarang di satu wilayah, bank dengan uang kartal berlebih bisa memberikan ke bank yang kekurangan uang kartal," kata kata Direktur Ekskutif Departemen Pengedaran Uang Lambok Antonius Siahaan saat berbincang dengan wartawan di Gedung BI, Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Ia menjelaskan, langkah tersebut merupakan upaya untuk efisiensi perbankan. Pasalnya bank tidak perlu lagi melakukan proses administrasi dengan BI dan mengurangi biaya keluar.
"Tadinya kan uang itu dikirim ke BI ada cost juga, sekarang bisa langsung. Tidak ada fee, hanya biaya handling saja yang diatur oleh kesepakatan antar dua bank yang akan bertransaksi," jelasnya.
"Jadi ini suatu langkah yang efisien. Secara umum Transaksi Uang Kartal Antar Bank (Tukab) ini adalah salah satu langkah kita untuk melakukan optimalisasi pengelolaan uang," sambung Lambok.
Secara mekanisme, Lambok mengaku tidak terlalu sulit karena akan lagsung dipantau oleh BI di wilayah tersebut. Tidak ada batas nominal transaksi yang ditetapkan oleh BI.
"Mekanismenya adalah bank itu melaporkan posisi dia seperti apa ke BI. Nanti di broadcast. Nah jam 4 sore itu melapor dimana nanti akan ketahuan bank-bank mana yang lebih dan kekurangan. Nah setelah ketahuan, baru disebar lagi ke bank nya, sehingga saling tahu sesama bank-nya. Kemudian bertransaksi," tuturnya.
Satu ketentuan yang diatur BI adalah terkait pembatalan transaksi yang menyebabkan kerugian bagi bank. Pengenaan biaya ditetapkan sebesar Rp 250 ribu per transaksi.
"Bank yang dirugikan karena adanya pembatalan Tukab berhak meminta biaya administrasi kepada bank yang melakukan pembatalan kecuali ada force maujeure. Biayanya Rp 250 ribu per transaksi dan pengajuan klaim paling lambat 5 hari dengan nota debet atau dimungkinkan secara tunai," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment