Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) meraup laba bersih Rp 334 miliar di kuartal I-2013, tumbuh tipis 6,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini akibat meningkatnya kredit macet (non performing loan/NPL).
Wakil Direktur Utama BTN Evi Firmansyah menuturkan, kredit macet BTN saat ini adalah 4,77%, naik dari periode satu semester sebelumnya 3,22%.
"Sebetulnya kredit tumbuh, NPL naik. NPL perlu ada perbaikan di administrasi. Diperkirakan kuartal II akan membaik," tutur Evi saat paparan publik BTN di kantor Pusat BTN, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Naiknya NPL ini disokong oleh nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi atau FLPP. Evi menuturkan, saat nasabah menerima kredit dan kemudian dalam kurun waktu 2 tahun hanya membayar kewajiban bunga yang flat. Kemudian, saat membayar bunga dan pokok pinjaman di tahun ketiga, di sana muncul persoalan dan kekagetan dari nasabah yang berujung naikknya angka NPL.
"Begitu mulai jatuh pokoknya, kan angsuran naik. Itu mereka nggak antisipasi. Kita ada waktu 6 bulan untuk memperbaiki. Kita sekarang ambil langkah-langkah dini yang akan jatuh tempo di tahun berikutnya. Itu akan bisa diselesaikan segera," tambahnya.
Pada kuartal I-2013, penyaluran kredit tembus Rp 88,51 triliun atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 66,48 triliun. Dari penyaluran kredit Rp 88,51 triliun, BTN memberikan kredit perumahan Rp 73,7 triliun dan kredit non perumahan Rp 11,804 triliun. Untuk kredit perumahan, porsi KPR komersial 85% dan KPR subsidi 15%.
"Dana Pihak Ketiga perseroan tumbuh dari Rp 64,69 triliun pada tahun 2012, menjadi Rp 87,07 triliun pada tahun 2013," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Evi menilai triwulan I-2013 ini menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan di tengah kondisi makro yang belum kondusif.
Thanks for reading: Kredit Macet Naik, Laba BTN Tumbuh Tipis Jadi Rp 334 Miliar
Wakil Direktur Utama BTN Evi Firmansyah menuturkan, kredit macet BTN saat ini adalah 4,77%, naik dari periode satu semester sebelumnya 3,22%.
"Sebetulnya kredit tumbuh, NPL naik. NPL perlu ada perbaikan di administrasi. Diperkirakan kuartal II akan membaik," tutur Evi saat paparan publik BTN di kantor Pusat BTN, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Naiknya NPL ini disokong oleh nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi atau FLPP. Evi menuturkan, saat nasabah menerima kredit dan kemudian dalam kurun waktu 2 tahun hanya membayar kewajiban bunga yang flat. Kemudian, saat membayar bunga dan pokok pinjaman di tahun ketiga, di sana muncul persoalan dan kekagetan dari nasabah yang berujung naikknya angka NPL.
"Begitu mulai jatuh pokoknya, kan angsuran naik. Itu mereka nggak antisipasi. Kita ada waktu 6 bulan untuk memperbaiki. Kita sekarang ambil langkah-langkah dini yang akan jatuh tempo di tahun berikutnya. Itu akan bisa diselesaikan segera," tambahnya.
Pada kuartal I-2013, penyaluran kredit tembus Rp 88,51 triliun atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 66,48 triliun. Dari penyaluran kredit Rp 88,51 triliun, BTN memberikan kredit perumahan Rp 73,7 triliun dan kredit non perumahan Rp 11,804 triliun. Untuk kredit perumahan, porsi KPR komersial 85% dan KPR subsidi 15%.
"Dana Pihak Ketiga perseroan tumbuh dari Rp 64,69 triliun pada tahun 2012, menjadi Rp 87,07 triliun pada tahun 2013," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Evi menilai triwulan I-2013 ini menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan di tengah kondisi makro yang belum kondusif.
No comments:
Post a Comment