Friday, April 26, 2013

Kepala SKK Migas: Premium Diisi Premix, yang Rugi Pertamina

Jakarta - Meskipun direksi Pertamina membantah bensin premium di SPBU adalah jenis premix Ron 90 atau pertamax Ron 92, namun banyak pihak yang menyatakan sebaliknya.

Kali ini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini yang juga merupakan mantan Wakil Menteri ESDM. Menurut Rudi, memang Indonesia kesulitan mendapatkan bensin premium impor saat ini.

"Memang Ron 88 yang biasa disebut di Indonesia premium sudah sulit dapatnya, yang pakai di dunia ini cuma 3-4 negara saja dan yang paling besar hanya Indonesia," ungkap Rudi kepada detikFinance ketika ditemui di Kantor Pusat BPN, Jakarta, Jumat (26/4/2013).

Kata Rudi, di pasar dunia hampir seluruhnya hanya menjual BBM dengan Ron 90 dan Ron 92.

"Oleh karena itu kita juga kesulitan untuk melakukan impor, apalagi karena barangnya terbatas Pertamina juga tidak sembarang beli premiumnya salah satunya hanya dari Qatar," jelasnya.

Makanya, ketika di pasar dunia sedang tidak tersedia bensin premium, Indonesia terpaksa harus impor Ron 90 dan Ron 92 atau Ron yang lebih tinggi untuk dijadikan premium.

"Misalnya cuma tersedia Ron 90 atau Ron 92, di Indonesia oleh Pertamina dikembalikan ke Ron 88 atau diturunkan kualitasnya, tetapi kadang jika terpaksa juga itu tidak dikembalikan atau dijual langsung," jelasnya.

Rugikah negara jika pertamax tapi di jual premium?

"Tidak, negara tidak rugi, yang rugi justru Pertamina sendiri, karena pemerintah bayar berdasarkan harga formula dan alpha, itu makanya sering pertamina minta pemerintah dan DPR naikkan alpha BBM subsidi, dan masyarakat sendiri tidak rugi karena mendapatkan kualitas yang lebih baik dengan harga yang murah," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan membantah bensin premium di SPBU adalah jenis premix atau pertamax. Meskipun Komisaris Utama Pertamina Sugiharto sebelumnya menyatakan hal berbeda.

Sugiharto mengakui kalau premium yang di jual di SPBU merupakan premium yang memiliki RON 90 bukan yang disyaratkan pemerintah dengan RON 88.

"Ya memang menggunakan aturan berpuluh tahun selalu menggunakan RON 88, namun saat ini yang menjal RON 88 sudah makin langka di dunia," kata Sugiarto.

Dikatakan Sugiharto, karena lebih mudah RON 90 Pertamina tetap menjualnya dengan harga premium 88. "Ya karena lebih mudah dapat yang 90 ya kita anggap saja itu 88 dan jual saja tidak di-down grade atau diturunkan kualitasnya," ungkapnya.


Thanks for reading: Kepala SKK Migas: Premium Diisi Premix, yang Rugi Pertamina

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...