Jakarta - PT Pertamina (Persero) meminta bantuan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri untuk ikut sama-sama mengamankan distribus BBM subsidi dari upaya penyalahgunaan atau penyelundupan.
"Jadi baru saja saya tadi ketemu dengan Kabareskrim Pak Sutarman, intinya untuk mengkoordinasikan kerja sama pengalaman distribusi BBM subsidi," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya ketika ditemui di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (22/4/2013).
Dikatakan Hanung, kerja sama ini penting dilakukan, karena Pertamina tidak sendirian untuk melakukan pengamanan BBM bersubsidi.
"BBM subsidi tahun ini kuotanya 46 juta KL (kiloliter), hampir 99% didistribusikan oleh Pertamina yang terdiri dari premium, solar, dan minyak tanah atau sekitar 45 juta KL," ujarnya.
Hanung menambahkan, akibat disparitas (perbedaan) harga yang terlampau lebar antara BBM subsidi dan non subsidi, penyimpangan sangat besar terjadi.
"Kita berkoordinasi dengan pihak kepolisian, utamanya untuk mengamankan pendistribusian BBM subsidi, supaya tidak terjadi penyimpangan yang luar bisa besarnya," ujarnya.
Selain itu, Pertamina juga melaporkan secara spesifik tentang rencana pemasangan sistem IT Sistem Monitoring dan Pengawasan BBM subsidi di seluruh SPBU di Indonesia.
"Pemasangan sistem IT atau menggunakan RFID meliputi lebih dari 5.000 SPBU dan 92.000 nozel yang kita mulai di Jakarta. Sistem ini akan mampu memonitoring pendistribusian BBM PSO di SPBU itu sampai ke nozel mengidentifikasi konsumen berapa liter konsumsinya per hari dan beli dimana, termasuk kalau nanti ada kebijakan pengendalian, sistem ini akan mampu mengendalian," tandasnya.
Thanks for reading: Bos Pertamina Datangi Bareskrim Polri Minta Bantuan Amankan BBM Subsidi
"Jadi baru saja saya tadi ketemu dengan Kabareskrim Pak Sutarman, intinya untuk mengkoordinasikan kerja sama pengalaman distribusi BBM subsidi," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya ketika ditemui di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (22/4/2013).
Dikatakan Hanung, kerja sama ini penting dilakukan, karena Pertamina tidak sendirian untuk melakukan pengamanan BBM bersubsidi.
"BBM subsidi tahun ini kuotanya 46 juta KL (kiloliter), hampir 99% didistribusikan oleh Pertamina yang terdiri dari premium, solar, dan minyak tanah atau sekitar 45 juta KL," ujarnya.
Hanung menambahkan, akibat disparitas (perbedaan) harga yang terlampau lebar antara BBM subsidi dan non subsidi, penyimpangan sangat besar terjadi.
"Kita berkoordinasi dengan pihak kepolisian, utamanya untuk mengamankan pendistribusian BBM subsidi, supaya tidak terjadi penyimpangan yang luar bisa besarnya," ujarnya.
Selain itu, Pertamina juga melaporkan secara spesifik tentang rencana pemasangan sistem IT Sistem Monitoring dan Pengawasan BBM subsidi di seluruh SPBU di Indonesia.
"Pemasangan sistem IT atau menggunakan RFID meliputi lebih dari 5.000 SPBU dan 92.000 nozel yang kita mulai di Jakarta. Sistem ini akan mampu memonitoring pendistribusian BBM PSO di SPBU itu sampai ke nozel mengidentifikasi konsumen berapa liter konsumsinya per hari dan beli dimana, termasuk kalau nanti ada kebijakan pengendalian, sistem ini akan mampu mengendalian," tandasnya.
No comments:
Post a Comment